TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen maskapai penerbangan Garuda Indonesia kembali diterpa angin kencang pada awal tahun. Belum sepekan terlewati, maskapai pelat merah itu kembali bermasalah, kali ini dengan salah satu penumpangnya.
Jessica, penumpang pesawat Garuda dengan tujuan penerbangan Jakarta ke Bali pada Sabtu pekan lalu tak terima dengan sikap manajemen perusahaan BUMN yang dinilai arogan. Pasalnya, Jessica dan keluarganya ditahan di terminal Bandara Internasional Ngurah Rai lantaran dituding oleh pilot penerbangan melakukan penghinaan terhadap maskapai tersebut.
Adapun keluarga Jessica diduga mengeluarkan kata tak senonoh dalam penerbangan tersebut dan berujung pada penahanan di bandara. Garuda, dalam sebuah keterangan tertulisnya, mengklaim telah berkomunikasi dengan Jessica untuk menyelesaikan duduk perkara.
"Kami terus berkomunikasi dengan penumpang (Jessica) dan berupaya menyelesaikan masalah yang terjadi dengan sebaik-baiknya," kata Pelaksana tugas Direktur Utama Garuda Indonesia Fuad Rizal, Senin petang, 6 Januari 2020.
Fuad juga menyatakan bahwa pihaknya tengah menggelar investigasi terkait adanya penahanan dan dugaan penghinaan maskapai yang dituduhkan kepada keluarga Jessica. Dalam gelar investigasi itu, Garuda telah memeriksa pilot penerbangan.
Sementara itu, Jessica memberikan keterangan yang berbeda. Ia mengatakan belum ada penyelesaian dari maskapai terkait perkara yang melibatkan dia dan keluarganya. Jessica juga mengakui belum menerima permohonan maaf dari pilot serta awak kabin Garuda Indonesia secara pribadi.
"Belum (ada penyelesaian). Saya meminta kapten dan pramugari untuk meminta maaf secara pribadi dan direkam, yang mana belum kami terima," ujar Jessica dalam pesan elektronik atau email kepada Tempo, Senin petang, 6 Januari 2020.
Jessica lalu menjelaskan kronologi kejadian yang diawali dengan tudingan bahwa anggota keluarganya telah berkata kasar mengenai maskapai Garuda Indonesia di atas pesawat dengan nomor penerbangan GA 404 pada akhir pekan lalu. Jessica mengadukan keluhannya di media sosial hingga menjadi viral.